Senin, 26 April 2010

Berdiet dengan Senang, Untuk Anak spesial

Dalam beberapa pertemuan de­ngan komunitas orang tua anak ber­kebutuhan khusus di Jakarta, ternyata diit merupakan salah satu hal yang menjadi topik menarik. Mengapa de­mikian?. Karena selama ini banyak sekali je­nis dan permasalahan yang ada pada anak ber­kebutuhan khusus. Selain itu, banyak orang tua yang melakukannya dengan me­raba-raba tanpa panduan dokter atau ahli gizi.

Banyak kata-kata yang me­nge­­sankan ke­putusasaan yang dilontarkan oleh pa­­ra orang tua, seperti “Anak sa­­ya ha­rus ber­diit?”, “Aduh re­­pot sekali ya!”, “Apa saya mampu me­lak­sa­nakannya?”, “Sampai be­ra­pa la­ma ini ha­rus di­­la­ku­kan?”, diet“Kemana sa­­ya harus ber­­kon­sul­ta­si jika ada per­ma­salahan?”.
Mengapa kata-kata diatas se­­lalu ter­lon­tar?. Karena bagi se­­­bagian besar ma­­syarakat di In­donesia, diit masih me­ru­­­pa­­kan hal yang “istimewa” dan ma­sih me­ru­pakan be­ban yang sa­ngat berat. Ba­nyak aturan. Ini tidak boleh, itu tidak boleh, harus be­gini, harus begitu.
Apakah benar diit me­re­pot­kan?. Apa sih diit itu?. Diit ada­lah pengaturan ma­­ka­nan se­suai dengan keadaan dan ke­­bu­tu­han seseorang, agar di­per­oleh tingkat ke­sehatan yang optimal. Apa­bila kita li­­hat definisi diatas, se­be­narnya berdiit itu bu­kanlah hal yang “istimewa”, karena se­ha­rus­­nya dila­kukan oleh semua orang yang meng­­­inginkan kesehatannya optimal. Bu­­­kan­­kah kita semua ingin memiliki kese­hat­an yang optimal?.
Kembali pada anak berkebutuhan khu­­­sus. Ada beberapa kiat yang da­pat dila­ku­kan orang tua agar pe­nye­leng­ga­raan di­it tidak menjadi beban dan anak dapat ber­­di­it dengan senang, yaitu:

1. Memahami tujuan diit.
Tujuan diit harus dipahami dengan be­­nar oleh orang tua, anak dan se­­luruh angg­ota keluarga. Hal ini me­ru­pakan lang­kah awal yang sangat pen­ting, karena de­ngan dipahaminya tu­juan diit, akan tim­bul motivasi yang kuat dari orang tua, anak dan se­luruh angota keluarga untuk da­pat men­du­kung dan melaksanakan di­it yang ada. Dengan ini, diharapkan diit da­pat di­laksanakan dengan benar dan ber­ke­si­nambungan.
Tujuan diit ada 2 macam, yaitu:
a. Tujuan jangka pendek, untuk mem­per­ba­­iki keadaan yang sifatnya se­men­tara dan cepat.
b. Tujuan jangka panjang, merupakan ke­lan­­jutan tujuan jangka pendek. Untuk mem­perbaiki kebiasaan ma­kan, agar diperoleh tingkat ke­se­ha­t­an yang op­timal.

2. Menerima dan menyayangi diri apa adanya.
Hal ini berlaku untuk anak, orang tua dan keluarga. Menerima artinya ikh­las dan ber­besar hati akan semua ke­adaan yang di­karuniakan Allah pa­­da­nya. Bersyukur ke­pa­da Allah kare­na masih banyak orang yang lebih su­sah darinya. Menyayangi ar­ti­nya ber­ke­inginan untuk terus menerus mem­per­ba­iki diri kearah yang lebih baik. Se­lalu ber­pola hidup positip, baik dalam hal pikiran maupun tingkah laku.
Dengan keadaan ini diharapkan har­ga di­ri dan martabat anak akan ter­ben­tuk dan anak tidak merasa menjadi anak yang “is­timewa”, anak menjadi le­bih mandiri, berani dan terbuka. Yang paling penting, anak akan berani me­nge­­mukakan masalah-ma­sa­lah­nya ser­­­ta belajar untuk berinteraksi de­ngan lingkungannya. Keadaan ini akan mem­­­bentuk ko­mu­ni­kasi yang baik an­tara anak, orang tua dan ke­luarga. Ke­semuanya ini akan membuat anak, orang tua dan ke­luar­­ga dapat dengan te­­nang dan senang men­­jalani apa yang ha­rus dilakukannya, ter­­masuk da­lam hal ini berdiit.

3. Dukungan keluarga sepenuhnya.
Dukungan keluar­ga sangat mem­pe­nga­­­­ru­hi keberhasilan pe­laksaan diit. Un­­­­tuk mem­permudah pe­­lak­­sanaan di­it, se­­ba­ik­nya ma­kanan atau me­nu ke­luarga di­se­suaikan de­ngan je­nis ma­kanan yang baik untuk anak ber­ke­butuhan khu­sus. Dengan ini anak ti­dak merasa di “isti­mewakan”, tidak me­ra­sa dikucilkan dan tidak merasa asing de­­ngan keluarganya.

4. Konsumsi makanan sehat, seimbang dan variatif.
Orang tua harus banyak berkreasi da­­lam memvariasikan jenis menu dan ba­han makanan. Untuk menentukan jenis me­­­nu dan bahan makanan, sebaiknya orang tua mempertimbangkan sifat-sifat anak berkebutuhan khusus ini se­per­ti ce­pat bosan, banyak gerak, sulit di­kontrol dan lain-lain, maka contoh menu yang di­anjurkan adalah:
a. Makanan besar
Pilihlah menu ma­ka­n­an besar yang prak­­­­­tis, cepat saji dan ce­­pat santap, se­perti nasi goreng, bubur Ma­­nado, bu­bur ayam dan lain-lain.
b. Makanan kecil
Pilih menu ma­kan­an kecil yang prak­tis dan cepat santap, se­­perti arem-arem, sko­­tel, roti bakar dan lain-lain.
c. Buah
Pilih buah yang ber­­­aneka warna dan ber­aneka ra­sa tetapi mu­dah me­ma­­­kan­nya, seperti sate buah, jus buah, es buah dan lain-lain. Dengan ini di­ha­rapkan anak dapat mengkonsumsi ber­aneka ragam buah dalam waktu yang ber­samaan.

Pilihlah bahan makanan yang baik, ya­itu ba­­han makanan yang segar, me­narik dan ba­­ru. Hal ini diperlukan, ka­rena sangat ber­­pengaruh terhadap ra­sa dan bentuk ma­kan­an yang di­sa­ji­kan.
Hal lain yang harus diperhatikan ada­lah ben­­tuk, warna dan tekstur dari ma­kanan yang disajikan. Ini sangat ber­pengaruh ter­hadap selera makanan anak. Apalagi selera makan anak ber­kebutuhan khusus sangat cepat se­ka­li berubah. Orang tua harus ra­jin meng­ingat dan mencatat, makanan de­ngan bentuk, warna dan tekstur yang ba­­gaimana yang disukai anak. Hal ini akan mempermudah orang tua dalam pe­­nyusunan menu berikutnya.

5. Libatkan anak dalam menentukan menu.
Dengan keterlibatan anak ini, ma­ka se­cara tidak langsung kita meng­ajarkan anak untuk bertanggung ja­wab terhadap pi­lihannya. Anak juga di­ajar­kan untuk belajar me­mutuskan se­sua­tu.

6. Mempelajari efek bahan makanan yang baik bagi anak.
Pengetahuan akan manfaat dari se­mua ba­han makanan yang baik bagi anak, di­harapkan timbul rasa syukur da­ri anak dan orang tua bahwa sangat ba­nyak b­ahan makanan yang dapat di­konsumsi, ma­sih banyak bahan ma­kanan yang dapat di­pi­lih, dan masih ba­nyak bahan makanan ke­su­ka­an anak yang boleh dikonsumsi.
Dengan kiat ini, diharapkan orang tua dapat dengan senang dan ringan, se­­ti­dak­nya memberikan secercah mo­ti­vasi untuk me­nyelenggarakan diit ba­gi anaknya. Se­l­ain itu, diharapkan anak akan dengan se­nang dan riang meng­konsumsi makanan yang disediakan.
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi ki­ta semua, terutama para orang tua yang di­karuniakan anak ber­kebutuhan khusus.


sumber : http://anakspesial.blogdetik.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar