Dalam beberapa pertemuan dengan komunitas orang tua anak berkebutuhan khusus di Jakarta, ternyata diit merupakan salah satu hal yang menjadi topik menarik. Mengapa demikian?. Karena selama ini banyak sekali jenis dan permasalahan yang ada pada anak berkebutuhan khusus. Selain itu, banyak orang tua yang melakukannya dengan meraba-raba tanpa panduan dokter atau ahli gizi.
Banyak kata-kata yang mengesankan keputusasaan yang dilontarkan oleh para orang tua, seperti “Anak saya harus berdiit?”, “Aduh repot sekali ya!”, “Apa saya mampu melaksanakannya?”, “Sampai berapa lama ini harus dilakukan?”, diet“Kemana saya harus berkonsultasi jika ada permasalahan?”.
Mengapa kata-kata diatas selalu terlontar?. Karena bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia, diit masih merupakan hal yang “istimewa” dan masih merupakan beban yang sangat berat. Banyak aturan. Ini tidak boleh, itu tidak boleh, harus begini, harus begitu.
Apakah benar diit merepotkan?. Apa sih diit itu?. Diit adalah pengaturan makanan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan seseorang, agar diperoleh tingkat kesehatan yang optimal. Apabila kita lihat definisi diatas, sebenarnya berdiit itu bukanlah hal yang “istimewa”, karena seharusnya dilakukan oleh semua orang yang menginginkan kesehatannya optimal. Bukankah kita semua ingin memiliki kesehatan yang optimal?.
Kembali pada anak berkebutuhan khusus. Ada beberapa kiat yang dapat dilakukan orang tua agar penyelenggaraan diit tidak menjadi beban dan anak dapat berdiit dengan senang, yaitu:
1. Memahami tujuan diit.
Tujuan diit harus dipahami dengan benar oleh orang tua, anak dan seluruh anggota keluarga. Hal ini merupakan langkah awal yang sangat penting, karena dengan dipahaminya tujuan diit, akan timbul motivasi yang kuat dari orang tua, anak dan seluruh angota keluarga untuk dapat mendukung dan melaksanakan diit yang ada. Dengan ini, diharapkan diit dapat dilaksanakan dengan benar dan berkesinambungan.
Tujuan diit ada 2 macam, yaitu:
a. Tujuan jangka pendek, untuk memperbaiki keadaan yang sifatnya sementara dan cepat.
b. Tujuan jangka panjang, merupakan kelanjutan tujuan jangka pendek. Untuk memperbaiki kebiasaan makan, agar diperoleh tingkat kesehatan yang optimal.
2. Menerima dan menyayangi diri apa adanya.
Hal ini berlaku untuk anak, orang tua dan keluarga. Menerima artinya ikhlas dan berbesar hati akan semua keadaan yang dikaruniakan Allah padanya. Bersyukur kepada Allah karena masih banyak orang yang lebih susah darinya. Menyayangi artinya berkeinginan untuk terus menerus memperbaiki diri kearah yang lebih baik. Selalu berpola hidup positip, baik dalam hal pikiran maupun tingkah laku.
Dengan keadaan ini diharapkan harga diri dan martabat anak akan terbentuk dan anak tidak merasa menjadi anak yang “istimewa”, anak menjadi lebih mandiri, berani dan terbuka. Yang paling penting, anak akan berani mengemukakan masalah-masalahnya serta belajar untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Keadaan ini akan membentuk komunikasi yang baik antara anak, orang tua dan keluarga. Kesemuanya ini akan membuat anak, orang tua dan keluarga dapat dengan tenang dan senang menjalani apa yang harus dilakukannya, termasuk dalam hal ini berdiit.
3. Dukungan keluarga sepenuhnya.
Dukungan keluarga sangat mempengaruhi keberhasilan pelaksaan diit. Untuk mempermudah pelaksanaan diit, sebaiknya makanan atau menu keluarga disesuaikan dengan jenis makanan yang baik untuk anak berkebutuhan khusus. Dengan ini anak tidak merasa di “istimewakan”, tidak merasa dikucilkan dan tidak merasa asing dengan keluarganya.
4. Konsumsi makanan sehat, seimbang dan variatif.
Orang tua harus banyak berkreasi dalam memvariasikan jenis menu dan bahan makanan. Untuk menentukan jenis menu dan bahan makanan, sebaiknya orang tua mempertimbangkan sifat-sifat anak berkebutuhan khusus ini seperti cepat bosan, banyak gerak, sulit dikontrol dan lain-lain, maka contoh menu yang dianjurkan adalah:
a. Makanan besar
Pilihlah menu makanan besar yang praktis, cepat saji dan cepat santap, seperti nasi goreng, bubur Manado, bubur ayam dan lain-lain.
b. Makanan kecil
Pilih menu makanan kecil yang praktis dan cepat santap, seperti arem-arem, skotel, roti bakar dan lain-lain.
c. Buah
Pilih buah yang beraneka warna dan beraneka rasa tetapi mudah memakannya, seperti sate buah, jus buah, es buah dan lain-lain. Dengan ini diharapkan anak dapat mengkonsumsi beraneka ragam buah dalam waktu yang bersamaan.
Pilihlah bahan makanan yang baik, yaitu bahan makanan yang segar, menarik dan baru. Hal ini diperlukan, karena sangat berpengaruh terhadap rasa dan bentuk makanan yang disajikan.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah bentuk, warna dan tekstur dari makanan yang disajikan. Ini sangat berpengaruh terhadap selera makanan anak. Apalagi selera makan anak berkebutuhan khusus sangat cepat sekali berubah. Orang tua harus rajin mengingat dan mencatat, makanan dengan bentuk, warna dan tekstur yang bagaimana yang disukai anak. Hal ini akan mempermudah orang tua dalam penyusunan menu berikutnya.
5. Libatkan anak dalam menentukan menu.
Dengan keterlibatan anak ini, maka secara tidak langsung kita mengajarkan anak untuk bertanggung jawab terhadap pilihannya. Anak juga diajarkan untuk belajar memutuskan sesuatu.
6. Mempelajari efek bahan makanan yang baik bagi anak.
Pengetahuan akan manfaat dari semua bahan makanan yang baik bagi anak, diharapkan timbul rasa syukur dari anak dan orang tua bahwa sangat banyak bahan makanan yang dapat dikonsumsi, masih banyak bahan makanan yang dapat dipilih, dan masih banyak bahan makanan kesukaan anak yang boleh dikonsumsi.
Dengan kiat ini, diharapkan orang tua dapat dengan senang dan ringan, setidaknya memberikan secercah motivasi untuk menyelenggarakan diit bagi anaknya. Selain itu, diharapkan anak akan dengan senang dan riang mengkonsumsi makanan yang disediakan.
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita semua, terutama para orang tua yang dikaruniakan anak berkebutuhan khusus.
sumber : http://anakspesial.blogdetik.com/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar