Kamis, 25 Februari 2010

IMPROVEMENT SKILLS
Untuk Pengembangan Diri Anak


Terdapat 4 jenis keterampilan membangun diri dalam pengembangan diri pada anak, antara lain:
1. SELF ESTEEM (penghargaan diri).
Self asteem (harga diri) adalah penghargaan seseorang terhadap dirinya sendiri. Anak yang memiliki self esteem tinggi berarti dia menganggap dirinya mampu (kompeten), dapat meraih kesuksesan, merasa memiliki penam[ilan yang baik, tidak takut untuk berekspresi, percaya diri, dan menyukai dirinya sendiri. Dan jadilah model yang baik bagi anak dalam menyelesaikan berbagai tantangan hidup. Jangan mengeluh, tidak melakukan kecurangan, menjujung etika, dan senatiasa optimis dengan cara bersikapsecara positif yang itu harus ditularkan kepada anak.
Cara mengajarkan:
 Bayi
Stimulasi apa pun dalam porsi yang pas merupakan bentuk pengajaran self asteem pada si kecil. Begitu pula respons yang tepat saat bayi membutuhkan rasa aman dan nyaman. Perhatian, kasih sayang, dan perawatan adalah salah satu unsur dari pembentukan rasa percaya bayi terhadap lingkungan. Dan selanjutnya menjad basic trust ini menjadi pondasi bagi pembentukan self esteemnya.
 Batita
- Ciptakan lingkungan yang mendukung anak untuk berhasil. Sebaiknya jangan melarang anak untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan apa yang ingin mereka inginkan. Biarkan imajinasi atau pemikirannya berkembang sesuai dengan kemampuannya. Jika hal tersebut terhambat atau tidak ia lakukan, maka anak tersebut akan merasa bahwa ia tidak memiliki kemampuan dan akan menjadi kurang percaya diri.
- Hargai usaha anak dan beri ia semangat meskipun ia belum nerhasil mencapai tujuannya. Dan sekalipun hasil yang telah dikerjakannya itu berantakan atau belum sesuai tetap saja orang tua harus memberikan semangat untuk anaknya.
- Jangan pernah membanding-bandingkan anak dengan kakak ataupun temannya meski jujur saja mereka mungkin lebih baik dibandingkan dengan temannya.
 Prasekolah
- Beri pujian setiap kali anak berhasil melakukan sesuatu dengan baik. Pujian tersebut hendaknya jelas dan deskriptif.
- Jadilah sahabat yang baik buat anak.
- Jika anak gagal, jangan dimarahi, tapi lakukan evaluasi kembali dan tetap beri ia semangat sehingga self esteemnya tetap tinggi. Sebab apabila kita marahi maka ia akan merasa bersalah atau tidak mampu untuk menyelesaikan tugas tersebut. Dan akan merasa bahwa apabila ia salah maka ia akan berfikiran untuk diberi hukuman.
- Lakukan hal-hal kecil untuk meningkatkan self esteem anak.
 Usia sekolah
- Jangan segan untuk memberikan pujian bila anak memiliki nilai tinggi atau kemampuannya dalam bidang tertentu meningkat. Dengan begitu ia akan merasa bahwa dirinya baik atau benar, bahkan ia akan berfikiran kalau dirinya akan mendapatkan hadiah karena telah mendapatkan nilai yang bagus atau memuaskan. Meski begitu, tanamkan juga agar nilai bagus itu tidak membuat anak untuk tinggi hati dan merendahkan teman lain yang memiliki nilai di bawahnya.
- Jangan beri target di luar kemampuan anak yang akan berisiko untuk menyebabkan kegagalan di luar porsi anak. Kegagalann memang dapat memacu anak untuk mengevaluasi dan meningkatkan kompetensi diri. Dan apabila gagal maka akan menurunkan iself esteemnya. Oleh sebab itu, anak akan merasa bahwa dirinya kurang memiliki kemampuan atau tidak percaya diri lagi.
- Saat bersama anak, jalin komunikasi yang hangat, terbuka, dan hindari pertanyaan yang klise maupun pertanyaan yang nadanya mengetes kemampuannya.
- Ajarkan self-talk (bicara pada dri sendiri) untuk mengevaluasi dan memotivasi diri.
- Perbaiki apa yang masih menjadi kelemahan anak. Tetapi jangan paksa anak untuk melebihi kemampuannya dan keegoisan orang tua.
- Hindari mengkritik anak dengan nada menghakimi dan memojokkan. Jika memang harus mengkritik, gunakan pertanyaan yang dimulai dengan pihak "saya (orang tua)" dan bukan "kamu".


Pengalaman:
Theresia Puspayanti
Narasumber:
Ester Lianawati, Msi., Psi.,
Dari Fakulatas Psikologi Universitas
Kristen Krida Wacana, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar